Kegalauan akan muncul saat pacar bilang belum siap menikah, sementara Anda merasa sudah siap. Cara berikut bisa Anda lakukan untuk menyikapinya.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Ciri-ciri Pria Baik yang Ideal Dijadikan Pasangan
Cara Menyikapi Pasangan yang Belum Siap Menikah
Menikah merupakan salah satu tujuan dari hubungan romantis. Namun, pada beberapa orang, pernikahan menjadi salah satu hal yang menakutkan.
Ketakutan akan pernikahan bisa terjadi karena pengalaman negatif di masa lalu. Ketidaksiapan mental maupun finansial juga bisa menjadi penyebabnya.
Kondisi itulah yang kemudian membuat seseorang merasa khawatir terhadap keberlangsungan pernikahannya di masa depan. Hal itu membuatnya selalu tidak siap jika diajak menikah.
Jika ini terjadi dalam hubungan Anda, simak beberapa cara menghadapi pacar yang belum siap menikah berikut ini.
1. Ketahui Tujuan Anda Menikah
Untuk memudahkan menemukan tujuan menikah, Anda bisa mencoba mulai menuliskan perasaan Anda di sebuah jurnal. Dengan begitu, Anda akan lebih mengenal diri sendiri dan mengetahui dengan jelas tujuan Anda menikah.
Apakah tujuannya sekadar formalitas, tuntutan tradisi keluarga, ataupun karena ingin memperoleh rasa aman untuk hubungan Anda dengan pasangan.

2. Ajak Pasangan Berkompromi
Ketika pasangan tetap berkomitmen dengan Anda meski menunjukkan sikap enggan menikah, cobalah ajak dirinya berkompromi. Komunikasikan dengannya alasan atau tujuan kenapa kalian perlu menikah. Begitu pula hal-hal yang bisa dikompromikan ketika sudah menikah.
Beritahukan kepadanya bahwa pernikahan bisa dijalani meski dengan sejumlah kompromi, asalkan telah disepakati sebelumnya. Dengan berkompromi, Anda dan pasangan pun tidak perlu merasa mengorbankan banyak hal demi pernikahan.
Berbeda ketika memang pasangan sudah mantap tidak ingin menikah. Apabila kondisinya seperti ini, Anda perlu mempertimbangkan kembali apakah hubungan perlu dilanjutkan atau tidak.
3. Yakinkan Diri Sendiri
Anda merasa sudah siap menikah, sementara pasangan terus menunjukkan sikap sebaliknya. Dalam situasi ini, penting pula bagi Anda untuk meyakinkan diri sendiri di samping meyakinkan pasangan.
Pikirkan kembali apakah pasangan adalah orang yang tepat menjadi teman hidup jangka panjang untuk Anda atau tidak. Jangan terburu-buru, gunakan waktu Anda untuk benar-benar yakin apakah menikah dengan pasangan memang perlu diperjuangkan.
4. Dengarkan Perspektif Pasangan
Pernikahan juga mempersatukan dua orang dengan perspektif yang berbeda. Itulah kenapa komunikasi yang mendalam diperlukan sebelum memutuskan menikah, terutama soal perspektif atau pandangan masing-masing.
Anda bisa menunggu hingga pasangan siap untuk membicarakan perspektifnya soal pernikahan. Dengarkan dengan saksama tanpa mengkritik atau menghakimi pandangannya tersebut. Dengan begitu, pasangan lebih mudah untuk berkata jujur terkait perspektif dan perasaannya.
5. Pahami Ketakutannya
Adakalanya rasa takut menghalangi seseorang untuk menikah. Pengalaman buruk masa lalu membuatnya takut sakit hati, sehingga enggan untuk berkomitmen.
Apabila ini yang terjadi pada pasangan Anda, pahamilah ketakutannya. Dengan memahami, Anda kemungkinan bisa membebaskannya dari perasaan tersebut dan membuatnya siap menjalani komitmen jangka panjang.
Ungkapkan pula kepadanya bahwa pernikahan juga berperan dalam menumbuhkan rasa aman dan koneksi yang kuat. Dengan begitu, rasa takut akan sakit hati pun bisa teratasi.